Program buy one get one, diskon sekian persen, bisa bayar sekian kali tanpa bunga-semua itu sudah dirancang sedemikian rupa, Mana ada pedagang yang mau rugi? Jika Anda tergoda, dijamin bulan depan pusing tujuh keliling karena tiba saatnya membayar, kalau ada duit sih ga masalah, tapi kalau nggak ada duit, terpaksalah bayar minimal. Bulan berikutnya, bayar minimal lagi. Kalau caranya seperti ini dijamin utang akan membengkak segede gunung.
Lantas tanpa disadari, Anda setiap hari kerja hanya buat bayar utang. Padahal utang pokoknya nggak lunas-lunas, malah terus membengkak. Nah, kalau kita nggak tahu pasti akan pusing. Sama. Ini sama juga perbudakan era modern. Kita harus tetap bayar, walaupun minimal. Entah duit dari mana, coba Anda nggak bayarsebulan saja, hayo? pasti didatangi orang yang bodinya gede-gede, sanggar-sanggar. Seolah-olah kita disergap sama tentara penjajah.
Zaman dulu, budak itu nggak boleh bisa baca, budak kalau bisa baca itu bahaya.
Sama saja dengan zaman sekarang, di era perbudakan digital, mengenai kartu kredit sampai sekarang ini Anda diperbodohi saja. Jangan sampai Anda pinter, kalau Anda pinter bisa bahaya. Karena apa? Kalau Anda pinter, kalau Anda tahu hukum, maka Anda akan mengerti kalau kartu kredit itu (menurut saya pribadi) adalah Dana Hibah. Dipakai boleh, nggak dipakai boleh, dibayar bagus, nggak di bayar nggak apa-apa. Sederhana sekali kan? asal Anda tahu aturan mainnya.
Jadi, jangan mau diperbudak kartu kredit, sebetulnya kartu kredit itu patner kita. Seperti investor yang menyediakan modal kerja buat kita, perjanjiannya, bagi hasilnya sudah ditentukan dari awal.
Namanya bagi hasil, itu jugakan pasti harus ada bagi rugi kan, ya kan?
Kalau untung ya kita ada hasil, berarti ada duit untuk membayar tagihan kartu kredit plus bunganya. Tapi kalau jatuh? lho ngapain bayar, kalau duit yang dipakai bayar itu nggak ada? Nggak usah takut. Tetap saja beri kesanggupan membayar, tapi jangan menyepakati jumlah nominalnya atau deadline-nya.
Bank akan mengiraim debt collector untuk menagih kita? Jangan Takut. Mau diancam kek, mau ditutuplah atau disita barang-barangnya, bodo amat. Itu kan cuma ngancam, cuma psy war. Mereka tidak akan berani melakukan Nanti Anda akan saya persenjatai dengan hukum-hukumnya.
Artikel di atas merupakan kutipan dari Buku Credit Card Revolution yang ditulis oleh Roy Shakti, Pakar Kartu Kredit No 1 di Indonesia.
Bila anda ingin terbebas dari jeratan kartu kredit? segera miliki Buku Credit Card Revolution di toko terdekat di kota Anda, atau hubungi langsung costumer service kami di 085 646 750 558.
Jumat, 11 November 2011
Jangan Mau Diperbudak Kartu Kredit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar