Siapa sich yang nggak ingin punya kartu kredit? Pasti banyak
dari kita yang ingin memiliki kartu mungil nan ajaib ini. Selain lebih memudahkan
kita dalam bertransaksi, kartu plastik ini juga sering memberikan penawaran
atau promo-promo yang bisa menghemat uang kita. Sayangnya, popularitas kartu
kredit juga dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Mereka
mengincar nasabah kartu kredit yang
bertransaksi, khususnya via online. Benarkah cyber crime sudah begitu
mengkhawatirkan?
![]() |
Jika tidak waspada, nasabah kartu kredit sangat mudah menjadi korban kejahatan di dunia maya |
Ada banyak sumber yang menyebutkan kalau nasabah kartu
kredit rentan menjadi korban cyber crime, salah satunya dari Norton Cyber
Security Insights Report. Dari hasil temuan mereka, 47% pengguna kartu kredit
telah menjadi korban kejahatan dunia maya. 62% pengguna juga percaya jika data
dan informasi mereka rentan untuk dicuri via online.
"Kepercayaan konsumen terguncang pada 2014, ketika
terjadi pelanggaran besar yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mengekspos
identitas jutaan orang yang hanya melakukan pembelian rutin dari retailer yang
sudah dikenal," tulis Lowth dalam laporan tertulisnya saat ditemui di
Jakarta.
Lalu, kenapa ini bisa terjadi? Menurut Lowth, nasabah kartu kredit juga ikut andil yang
membuat diri mereka menjadi korban cyber crime. Banyak pengguna kartu kredit
yang tidak peduli dengan keamanan saat bertransaksi online, seperti tidak
menggunakan password. Hal itu semakin diperparah dengan minimnya pengetahuan
tentang keamanan online. Tidak heran jika banyak orang yang merasa dirinya
berpeluang menjadi korban.
"Saat orang-orang terlalu percaya diri dengan
pengetahuan keamanan yang mereka miliki, ketakutan adalah hal lazim, bahkan 80%
konsumen merasa bahwa peluang menjadi korban kejahatan online cukup signifikan
untuk dikhawatirkan," lanjut Lowth.
0 komentar:
Posting Komentar