Rabu, 25 November 2015

Hati-hati, nasabah kartu kredit rentan jadi korban cyber crime



Siapa sich yang nggak ingin punya kartu kredit? Pasti banyak dari kita yang ingin memiliki kartu mungil nan ajaib ini. Selain lebih memudahkan kita dalam bertransaksi, kartu plastik ini juga sering memberikan penawaran atau promo-promo yang bisa menghemat uang kita. Sayangnya, popularitas kartu kredit juga dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Mereka mengincar nasabah kartu kredit yang bertransaksi, khususnya via online. Benarkah cyber crime sudah begitu mengkhawatirkan?

Kejahatan kartu kredit, Cyber crime kartu kredit
Jika tidak waspada, nasabah kartu kredit sangat mudah menjadi korban kejahatan di dunia maya

Ada banyak sumber yang menyebutkan kalau nasabah kartu kredit rentan menjadi korban cyber crime, salah satunya dari Norton Cyber Security Insights Report. Dari hasil temuan mereka, 47% pengguna kartu kredit telah menjadi korban kejahatan dunia maya. 62% pengguna juga percaya jika data dan informasi mereka rentan untuk dicuri via online.

Ditambahkan oleh Gavin Lowth, Vice President Norton Consumer and Small Business, Asia Pacific and Japan, pihaknya telah melakukan survey di 17 negara dan hasilnya sungguh mencengangkan. Rata-rata pengguna kehilangan US$ 358 / orang (sekitar hamper Rp. 5 juta). Bahkan total kerugian akibat perbuatan orang-orang tidak bertanggung jawab ini cukup fantastis, mencapai US$ 150 milyar (lebih dari Rp. 2000 trilyun).


"Kepercayaan konsumen terguncang pada 2014, ketika terjadi pelanggaran besar yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mengekspos identitas jutaan orang yang hanya melakukan pembelian rutin dari retailer yang sudah dikenal," tulis Lowth dalam laporan tertulisnya saat ditemui di Jakarta.

Lalu, kenapa ini bisa terjadi? Menurut Lowth, nasabah kartu kredit juga ikut andil yang membuat diri mereka menjadi korban cyber crime. Banyak pengguna kartu kredit yang tidak peduli dengan keamanan saat bertransaksi online, seperti tidak menggunakan password. Hal itu semakin diperparah dengan minimnya pengetahuan tentang keamanan online. Tidak heran jika banyak orang yang merasa dirinya berpeluang menjadi korban.

"Saat orang-orang terlalu percaya diri dengan pengetahuan keamanan yang mereka miliki, ketakutan adalah hal lazim, bahkan 80% konsumen merasa bahwa peluang menjadi korban kejahatan online cukup signifikan untuk dikhawatirkan," lanjut Lowth.

Berita ini merupakan sebuah alarm untuk nasabah kartu kredit. Selalu waspada dan update informasi Anda tentang keamanan transaksi online agar tidak menjadi korban cyber crime. Ingat selalu pesan bang napi, “kejahatan tidak hanya terjadi karena ada niat dari pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah! Waspadalah!”

0 komentar:

Posting Komentar