Senin, 18 Mei 2015

Mandiri dan BCA mulai waspadai kartu kredit macet

Dampak melambatnya pertumbuhan perekonomian membuat takut pihak perbankan. Apalagi dampaknya sudah mulai dirasakan oleh bisnis kartu kredit. Yang ditakutkan apalagi kalau bukan NPL (Non Performing Loan) alias kredit bermasalah. Hal ini tentu membuat beberapa bank mulai waspada akan resiko kartu kredit macet milik mereka.

Apalagi, menurut data OJK (Otoritas Jasa Keuangan), hanya dalam tempo 2 bulan, nilai kartu kredit macet naik Rp. 208 miliar. Dari data Februari 2015, NPL kartu kredit menyentuh angka Rp. 1,4 trilyun, atau jika diprosentasikan sebesar 2,18%. Angka ini menunjukkan kenaikan mengingat hingga Desember 2014, NPL kartu kredit masih di posisi 1,9%, atau sebesar Rp. 1,2 trilyun.

Bank Mandiri, BCA, kartu kredit Mandiri, kartu kredit BCA
Naiknya NPL kartu kredit membuat bank Mandiri dan BCA muali waspada akan resiko kartu kredit macet

Dua bank yang sudah merasakan dampak NPL adalah Mandiri dan BCA. Mandiri misalnya, menurut laporan bulan Maret, NPL kartu kredit mereka telah mencapai angka 3%. Menurut mereka, ada alasan kenapa NPL mereka bisa mencapai angka tersebut.

"Faktornya karena kondisi dinamika keadaan ekonomi dan ekspansi yang kami lakukan," ucap SVP Consumer Cards Group Bank Mandiri, Boyke Yurista.

Untuk bisa menekan NPL, pihak Mandiri memilih menggenjot transaksi kartu kredit. Mereka fokus pada transaksi yang bersifat kebutuhan. Sedangkan untuk menghindari kartu kredit macet, Mandiri semakin mmperketat proses akuisisi nasabah serta intens melakukan penagihan. Mereka berharap, hingga akhir tahun, NPL akan bisa berada di angka dibawah angka industri. Untuk informasi, hingga Maret 2015, Bank Mandiri telah menerbitkan 3,7 juta kartu kredit dengan volume transaksi Rp 2,3 triliun per bulan.

Hal yang sama juga dirasakan BCA. Bank swasta ini juga sudah mulai merasakan dampak perlambatan ekonomi terhadap kualitas portofolio kartu kredit mereka. Menurut laporan, hingga kuartal I 2015, NPL kartu kredit BCA adalah 1,6%.

"Tapi perlambatan ekonomi tidak ekstrem sehingga transaksi pembayaran tidak terganggu. Market BCA juga banyak kelas menengah atas, maka peningkatan NPL tidak akan signifikan," ujar Santoso, Head of Consumer Cards Bank Central Asia (BCA).

Pihak BCA juga menilai, seringnya kartu kredit BCA digunakan sebagai alat transaksi di luar negeri juga meningkatkan resiko kartu kredit macet. Hal ini dikarenakan fluktuasi nilai tukar rupiah. Meski demikian, BCA tetap yakin jika target perrtumbuhan kartu kredit sebesar 5% akan tercapai. Sedangkan untuk volume transaksi, mereka mentarget kenaikan 18-20% untuk tahun ini.

0 komentar:

Posting Komentar