Sejak tahun 2010, Bank Indonesia (BI) sudah merancang
program transaksi tanpa uang tunai. Bank sentral serta regulator tersebut
berharap akan segera tercipta cashless
society di Indonesia. Dan sepertinya, harapan itu segera terwujud
setidaknya dalam beberapa tahun ke depan. Hal itu jika kita melihat indikasi
yang ditunjukkan masayarakat. Apa saja itu?
![]() |
Gejala di masyarakat mengindikasikan kalau kita sudah siap memasuki era cashless society |
Indikasi pertama cashless society segera bisa terwujud
adalah semakin diminatinya kartu kredit. Pertumbuhan kartu kredit dari waktu ke
waktu semakin pesat. Bahkan ketika aturan semakin diperketat pun, industri
kartu kredit diyakini masih akan tumbuh. Hal tersebut bisa dilihat dari semakin
rajinnya masyarakat berbelanja menggunakan kartu kredit. Bahkan menurut kajian
dari Center for Middle-Class Consumer Studies (CMCS) di enam kota menunjukkan
kalau 13 persen dari masyarakat kelas menengah di Indonesia telah menggunakan
kartu kredit.
Tingginya volume dan nilai transaksi elektronik jadi
indikasi selanjutnya cashless society
semakin jadi kenyataan. Bagaimana tidak, menurut laporan Bank Indonesia, nilai
transaksi elektronik sekarang sudah mencapai Rp. 8,7 milyar per hari dari 420
ribu transaksi. Hal ini jelas menunjukkan kalau minat masyarakat terhadap uang
tunai sudah mulai berkurang.
Indikasi terakhir bakal terciptanya masyarakat yang transaksi
tanpa uang tunai adalah semakin pentingnya ponsel dibandingkan dompet. Saat
ini, hampir 90% transaksi harian dilakukan dengan elektronik. Ponsel merupakan
bagian penting dari itu semua. "Telepon genggam sudah menggantikan fungsi
dompet," ungkap Ronald Waas, Deputi Gubernur Bank Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar