Bisnis kartu kredit di Indonesia di tahun-tahun mendatang
sepertinya akan semakin menggeliat. Hal ini terkait rencana Bank Indonesia (BI)
yang akan segera merealisasikan prinsipal
kartu kredit lokal. Rencana ini memang sudah lama didengungkan, tepatnya
sejak tahun 2012, tujuannya untuk mengurangi defisit neraca jasa. Seperti apa
berita selengkapnya?
![]() |
BI merencanakan mewujudkan rencana pembuatan prinsipal kartu kredit lokal di tahun 2015 yang diharapkan bisa bersaing dengan prinsipal asing yang selama ini menguasai bisnis kartu kredit di Indonesia |
Dalam mewjudkan rencana ini, BI siap untuk menjadi penyedia
infrastruktur prinsipal kartu kredit lokal. Dalam hal ini, Bank Indonesia
nantinya akan berperan sebagai penyedia jaringan atau switchier. Sementara
bank-bank yang lain akan menjadi penerbit kartu kredit atau issuer lokal.
Gubernur Deputi BI, Ronald Waas, pembangunan sistem infrastruktur
tersebut akan dimulai pada pertengahan tahun 2015. Sehingga secepatnya, kartukredit lokal akan bisa segera diterbitkan. "Kami harapkan pada pertengahan
tahun depan, sudah ada bank yang menjadi penerbit," papar Ronald.
"BI ingin memindahkan fee yang berasal dari transaksi kartu kredit di dalam negeri masuk kembali ke sini, tidak ditransfer ke luar
negeri sehingga neraca jasa kita defisit," ungkap Farida.
Rencana inipun langsung mendapat dukungan dari berbagai
pihak, salah satunya Bank Mandiri. Melalui Senior EVP Transactional Banking
mereka, Rico Usthavia Frans, adanya prinsipal lokal sangat dibutuhkan. Karena
hal ini nantinya akan mampu mengurangi harga komisi transaksi.
Sekedar informasi, prinsipal asing selama ini mengenakan
biaya sekitar 3% per transaksi. Meski tidak dipungkiri, angka tersebut tidak
hanya masuk ke prinsipal saja, tapi sudah dibagi ke merchant dan issuer. Namun,
dari data yang ada, hampir 80 – 90% transaksi masih melalui prinsipal asing.
Jika ada prinsipal kartu kredit lokal, meski harga tidak bisa turun, tapi
setidaknya revenuenya akan bisa dinikmati nasional.
0 komentar:
Posting Komentar